Diposkan oleh
Rahmat Aries (Abu Dzakiy)
Mengenal Cara Pemanfaatan Energi Dari Lautan
BUMI kita terdiri dari hampir 2/3 nya adalah lautan, dengan lautan yang
sedemikian luas, banyak manfaat yang didapat darinya. Cuaca, Siklus
Hidrologi, Sumber air, hewan dan tumbuhan laut, dan juga sumber energi.
Sebagai sumber energi, bentuk energi apakah yang dapat diperoleh dari
lautan? Apakah negeri kita yang juga merupakan negara kepulauan yang
tentu terdiri atas lautan ini juga dapat memanfaatkan energi dari laut
tersebut? Bagaimana caranya? Berikut ini penjelasannya.
ENERGI DARI LAUTAN
Energi yang berasal dari laut (ocean energy) dapat dikategorikan menjadi tiga macam:
1. energi ombak (wave energy),
2. energi pasang surut (tidal energy),
3. hasil konversi energi panas laut (ocean thermal energy conversion).
Kita akan membahas bentuk-bentuk energi tersebut satu persatu dan
bagaimana cara pemanfaatannya untuk menghasilkan energi listrik. Sebagai
catatan, energi angin juga terkadang dikategorikan sebagai salah satu
bentuk energi yang berasal dari laut.
1.Energi ombak
Ombak dihasilkan oleh angin yang bertiup di permukaan laut. Sesungguhnya
ombak merupakan sumber energi yang cukup besar, namun, untuk
memanfaatkan energi yang terkandungnya tidaklah mudah; terlebih lagi
mengubahnya menjadi listrik dalam jumlah yang memadai. Inilah sebabnya
jumlah pembangkit listrik tenaga ombak yang ada di dunia sangat sedikit.
Salah satu metode yang efektif untuk memanfaatkan energi ombak adalah
dengan membalik cara kerja alat pembuat ombak yang biasa terdapat di
kolam renang. Pada kolam renang dengan ombak buatan, udara ditiupkan
keluar masuk sebuah ruang di tepi kolam yang mendorong air sehingga
bergoyang naik turun menjadi ombak.
Skema Oscillating Water Column
Pada sebuah pembangkit listrik bertenaga ombak (PLTO), aliran masuk dan
keluarnya ombak ke dalam ruangan khusus menyebabkan terdorongnya udara
keluar dan masuk melalui sebuah saluran di atas ruang tersebut (Lihat
gambar). Jika di ujung saluran diletakkan sebuah turbin, maka aliran
udara yang keluar masuk tersebut akan memutar turbin yang menggerakkan
generator. Masalah dengan desain ini ialah aliran keluar masuk udara
dapat menimbulkan kebisingan, akan tetapi, karena aliran ombak pun sudah
cukup bising umumnya ini tidak menjadi masalah besar.
Setelah selesai dibangun, energi ombak dapat diperoleh secara gratis,
tidak butuh bahan bakar, dan tidak pula menghasilkan limbah ataupun
polusi. Namun tantangannya adalah bagaimana membangun alat yang mampu
bertahan dalam kondisi cuaca buruk di laut yang terkadang sangat ganas,
tetapi pada saat bersamaan mampu menghasilkan listrik dalam jumlah yang
memadai dari ombak-ombak kecil (jika hanya dapat menghasilkan listrik
ketika terjadi badai besar maka suplai listriknya kurang dapat
diandalkan).
Gambar kiri (1): Pelamis Wave Energy Converters dari Ocean Power
Delivery. Proyek komersial pertama dengan kapasitas 2,25 MW telah
dibangun di tengah laut 4,8 km dari tepi pantai Portugal. Gambar tengah
(2): rumput laut mekanik yang disebut juga Biowave. Gambar kanan (3):
sirip ekor ikan hiu buatan yang disebut Biostream.
2. Energi Pasang Surut
Pasang surut menggerakkan air dalam jumlah besar setiap harinya; dan
pemanfaatannya dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang cukup besar.
Dalam sehari bisa terjadi hingga dua kali siklus pasang surut. Oleh
karena waktu siklus bisa diperkirakan (kurang lebih setiap 12,5 jam
sekali), suplai listriknya pun relatif lebih dapat diandalkan daripada
pembangkit listrik bertenaga ombak. Namun demikian, menurut situs
darvill.clara.net, hanya terdapat sekitar 20 tempat di dunia yang telah
diidentifikasi sebagai tempat yang cocok untuk pembangunan pembangkit
listrik bertenaga pasang surut ombak.
Pada dasarnya ada dua metodologi untuk memanfaatkan energi pasang surut :
1. Dam pasang surut (tidal barrages)
Cara ini serupa seperti pembangkitan listrik secara hidro-elektrik yang
terdapat di dam/waduk penampungan air sungai. Hanya saja, dam yang
dibangun untuk memanfaatkan siklus pasang surut jauh lebih besar
daripada dam air sungai pada umumnya. Dam ini biasanya dibangun di muara
sungai dimana terjadi pertemuan antara air sungai dengan air laut.
Ketika ombak masuk atau keluar (terjadi pasang atau surut), air mengalir
melalui terowongan yang terdapat di dam. Aliran masuk atau keluarnya
ombak dapat dimanfaatkan untuk memutar turbin.
Ombak masuk ke dalam muara sungai ketika terjadi pasang naik air laut.
Ketika surut, air mengalir keluar dari dam menuju laut sambil memutar turbin
Pembangkit listrik tenaga pasang surut (PLTPs) terbesar di dunia
terdapat di muara sungai Rance di sebelah utara Perancis. Pembangkit
listrik ini dibangun pada tahun 1966 dan berkapasitas 240 MW. PLTPs La
Rance didesain dengan teknologi canggih dan beroperasi secara otomatis,
sehingga hanya membutuhkan dua orang saja untuk pengoperasian pada akhir
pekan dan malam hari. PLTPs terbesar kedua di dunia terletak di
Annapolis, Nova Scotia, Kanada dengan kapasitas “hanya” 16 MW.
PLTPs La Rance, Brittany, Perancis.
Gambar atas menampilkan aliran air dari kiri ke kanan. Gambar sebelah
kiri bawah menampilkan proyek dam ketika masih dalam masa konstruksi.
Gambar kanan menampilkan proses perakitan turbin dan baling-balingnya.
2. Turbin lepas pantai (offshore turbines)
Pilihan lainnya ialah menggunakan turbin lepas pantai yang lebih
menyerupai pembangkit listrik tenaga angin versi bawah laut.
Keunggulannya dibandingkan metode pertama yaitu: lebih murah biaya
instalasinya, dampak lingkungan yang relatif lebih kecil daripada
pembangunan dam, dan persyaratan lokasinya pun lebih mudah sehingga
dapat dipasang di lebih banyak tempat.
Beberapa perusahaan yang mengembangkan teknologi turbin lepas pantai
adalah: Blue Energy dari Kanada, Swan Turbines (ST) dari Inggris, dan
Marine Current Turbines (MCT) dari Inggris. Gambar hasil rekaan tiga
dimensi dari ketiga jenis turbin tersebut ditampilkan dalam dibawah ini :
Gambar sebelah kiri (1): Seagen Tidal Turbines buatan MCT. Gambar tengah
(2): Tidal Stream Turbines buatan Swan Turbines. Gambar kanan atas (3):
Davis Hydro Turbines dari Blue Energy. Gambar kanan bawah (4): skema
komponen Davis Hydro Turbines milik Blue Energy.
3. Perbedaan Temperatur Air Laut
Terdapat perbedaan temperatur air laut cukup besar antara air laut di
permukaan laut dan air laut di kedalaman ribuan meter. Perbedaannya
dapat mencapai 22 derajad Celsius.
Secara sederhana dapat disebutkan bahwa perbedaan temperatur itu dapat
dimanfaatkan untuk membangkitkan tenaga listrik dengan cara
memanfaatkannya untuk menguapkan Ammonia atau Freon. Tekanan uap yang
timbul kemudian dipergunakan untuk memutar turbin. Pemanfaatan perbedaan
temperatur air laut untuk membangkitkan energi listrik dikenal dengan
nama OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion).
Ocean Thermal Energy Conversion
Quote:Kelebihan:
* Energi dapat diperoleh secara gratis.
* Tidak menghasilkan limbah.
* Tidak membutuhkan bahan bakar.
* Biaya operasi rendah.
* Produksi listrik stabil.
* Dapat diprediksi.
Kekurangan:
* Bergantung pada ombak; kadang dapat energi, kadang pula tidak.
* Hanya dapat mensuplai energi kurang lebih 10 jam setiap harinya, ketika ombak bergerak masuk ataupun keluar.
* Perlu menemukan lokasi yang sesuai dimana ombaknya kuat dan muncul secara konsisten.
Bagaimana kondisi saat ini?
Pada saat ini, telah dikembangkan teknologi untuk memanen energi dari
laut melalui pemanfaatan bebagai fenomena tersebut di atas. Pengembangan
instalasi pembangkit energi listrik dengan memanfaatkan energi
gelombang dan pasang surut telah dilakukan hingga mencapai tingkat
komersil di beberapa negara, seperti Skotlandia dan Portugal untuk
energi gelombang, dan Perancis dan Amerika Serikat untuk energi pasang
surut.
Pengembangan OTEC telah dilakukan dengan berhasil oleh Amerika Serikat
di Hawaii. Namun, untuk saat ini energi yang dihailkan belum ekonomis.
Bagaimana di Indonesia?
Sayang sekali, pemerintah Indonesia belum menaruh perhatian yang cukup
untuk pengembangan teknologi untuk memanen energi dari laut. Percobaan
pengembangan instalasi untuk memanfaatkan enegi gelombang pernah
dilakukan di pantai Baron, Yogyakarta. Namun hingga saat ini belum
menunjukkan hasil yang memuaskan.
Inilah sumber energi alami alternatif yang dapat kamu manfaatkan dari
lautan. Negeri kita Indonesia tentu memiliki peluang memanfaatkannya,
ayo adakah diantara kamu yang berminat mewujudkannya di masa datang?
Lakukanlah hal yang bermanfaat buat negeri kamu tercinta ini.